SEMINAR INTERNET SEHAT DAN ETIKA BERKOMUNIKASI DI SOSIAL MEDIA UNTUK ANGGOTA SUZUKI SATRIA F150 CLUB (SSFC) PENGDA SEBUAH PENGABDIAN DOSEN BSI UNTUK MASYARAKAT


Pada hari Kamis, tanggal 25 Februari 2016 STMIK Nusa Mandiri Jakarta telah mengadakan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Tema “Internet Sehat dan Etika Berkomunikasi di Sosial Media” untuk Komunitas Suzuki Satria F150 Club ( SSFC ) Tangerang Raya. Acara ini bertempat di kampus BSI Cengkareng. Materi disampaikan oleh ibu Jenie Sundari dan bapak Maruloh selaku tutor. 

Internet (Interconection Networking) adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan computer dengan berbagai tipe dan jenis. Internet sehat adalah cara berprilaku yang beretika saat mengakses suatu informasi dari internet, selain itu juga pengguna internet yang sehat tidak melakukan aktivitas internet yang melanggar hokum seperti Pelanggran Hak Cipta (Ilegal), Hacking dan mengakses konten legal. 

Tahun 2009 hingga saat ini Sosial Media menjelma sebuah raksasa informasi yang sangat potensial di Indonesia. Tingginya pengguna internet di Indonesia adalah salah satu faktor pendukung perkembangan jejaring-jejaring situs pertemanan dan informasi tersebut di Indonesia. Berdasarkan data Statistik Pengguna Internet dan Mobile di Indonesia tahun 2014, perkembangan pengguna internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 dari total nilai populasi 251,160,124, sedang indikator pengguna sosial media di Indonesia sekitar 15%, persentasi tersebut hampir sama dengan total perkembangan pemakai internet di Indonesia. Selain perkembangannya yang begitu pesat, fenomena Penggunaan sosial media di Indonesia juga banyak yang menyimpang. Berdasarkan berita-berita di media nasional kita begitu banyak kejahatan-kejahatan yang berawal dari sosial media, baik itu penipuan, penculikan, saling perang argumen berujung dipenjara pun sudah ada kejadian, hingga etika bersopan santun kini tak ada lagi nilai dalam melakukan komunikasi online dalam sosial media. 

Di Indonesia pertumbuhan media social sudah sangat pesat sekali. Sebagian besar anak muda, sudah menggunakan media social untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan lain sebagainya. Media social yang sangat berkembang saat ini adalah Twitter, Facebook, Blog, dan lain-lain. Meski bebas berinteraksi di media sosial, kadang kita melupakan etika. Kita seyogyanya tetap menjaga sopan santun, menjaga kesopanan saat berinteraksi di sana. Internet memberikan kebebasan, namun jangan sampai kebebasan itu kita salahgunakan. Kebebasan yang kita dapat jangan digunakan untuk menyebar fitnah, kebohongan, atau hal lain yang merugikan pihak lain. Berselancar di media sosial, juga harus dijaga sopan santun agar kita mendapat simpati, dipercaya, serta menjadi acuan masyarakat. 


Berikut ini beberapa tips untuk menghindari perseteruan akibat salah memahami maksud dan maknayang disampaikan orang lain. 
  1. Pergunakan kalimat yang jelas dan selesai. Pergunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain. Pilih kata-kata yang maknanya jelas. Jangan lupa, membuat kalimat yang utuh, jangan sepotong-sepotong yang bisa membuat orang lain susah memahami maksudnya.
  2. Hati-hati penggunaan huruf kecil dan besar.Meskipun sederhana, penggunaan huruf kecil atau besar juga bermakna berbeda. Huruf besar identik dengan marah dan arogansi kita terhadap orang lain.
  3. Hati-hati dengan pemilihan warna.Hati-hati dalam memilih warna yang dipergunakan untuk mewarnai kalimat yang akan diposting. Setiap warna memiliki arti yang berbeda-beda.
  4. Hati-hati memilih ikon atau simbol. Untuk mengekspresikan isi hati, seringkali kita menggunakan ikon atu simbol untuk mewakilinya. Pilihlah ikon atau simbol yang tepat untuk menggambarkan isi hati Anda.
  5. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi. Perlu kiranya kita memahami dengan siapa kita berinteraksi. Ingat, tidak semua orang senang bahasa gaul ataupun bahasa yang terlalu sopan. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui bahasa yang yang dicocok dengan orang lain adalah dengan cara membaya gaya bahasa yang dipergunakan saat berkirim pesan menulis status ataupun merespon status orang lain.
  6. Berikan respon secepat yang kita bisa. Tidak adanya balasan atas pesan yang dikirim juga bukanlah etika berkomunikasi yang baik. Jika terjadi komunikasi tertulis via email atau chat sedangkan orang lain masih memerlukan klarisikasi, lebih baik segera diselesaikan. Jangan biarkan orang lain memberikan penilaian yang buruk dengan diri kita. Jika memang sibuk, pergunakan kata ‘maaf’ jika kita baru bisa merespon pertanyaan orang lain tersebut.
  7. Jangan lari dari tanggung jawab. Apapun yang terjadi, kita harus bertanggung jawab terhadap setiap ungkapan yang kita keluarkan dalam bentuk tulisan. Suka atau tidak suka, kita harus menerima komentar atas ungkapan yang kita buat tersebut, jangan sampai kita lari dari tanggung jawab. Ini bukan suatu etika diskusi yang baik, apalagi diskusi tersebut dilakukan oleh mereka kaum terdidik.
  8. Mengakui kekurangan kita. Janganlah marah ketika kita menerima kritik dari orang lain, jika memang kita masih ada kekurangan atau kita salah. Bersikaplah ‘jantan‘ untuk mengakui kesalahan atau kekurangan kita.


EmoticonEmoticon